Kerontokan Rambut

Kerontokan dan kebotakan rambut sering menjadi keluhan baik pria maupun wanita yang dapat mengganggu secara estetik dan psikologik.Kadang- kadang merupakan tanda dari kelainan yang terjadi di dalam tubuh. Penyebab kerontokan antara lain stress, genetic, penggunaan obat- obatan tertentu, perubahan hormonal, karena penyakit seperti seperti lupus, jamur, infeksi bakteri, kontak alergi, kontak iritan terhadap zat tertentu, maupun beberapa penyakit dalam lain.

Pada sebagian besar kerontokan rambut dan alopesia(kebotakan) hanya membutuhkan perawatan dan edukasi pada penderita, tetapi sebagian lain membutuhkan penatalakasanaan serta evaluasi pengobatan, termasuk diantaranya riwayat penyakit yag menyangkut lamanya penyakit serta sifat dari kerontokan ataupun kebotakan, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis.

Jenis kebotakan:

  • Alopesia Androgenik

Merupakan kelainan rambut yang sering ditemukan baik pada laki- laki maupun wanita.Kelainan ini ditandai dengan penurunan secara progresif fase pertumbuhan rambut, dan berkuranganya diameter folikel rambut.Umumnya laki- laki lebih sering terjadi dalam kasus ini.

  • alopesia difusa : kerontokan rambut yang mengenai seluruh bagian kepala, namun masih ada sedikit rambut yang tersisa, sehingga rambut nampak jarang
  • alopesia areata : kehilangan seluruh rambut pada satu atau beberapa daerah kepala, sehingga nampak bercak botak diantara daerah dengan pertumbuhan rambut yang masih baik, penyakit ini terutama disebabkan oleh kelainan sistim imun
  • alopesia totalis : kehilangan seluruh rambut kepala mengenai hampir > dari 90% jumlah rambut
  • alopesia universalis : kehilangan seluruh rambut kepala dan rambut badan 100%

Jenis- jenis kerontokan rambut antara lain:

  • anagen effluvium

fase pertumbuhan rambut terputus secara tiba- tiba dan menyebabkan kerontokan abnormal pada rambut

  • telogen effluvium

terjadi kerontokan rambut pada fase telogen (istirahat) dimana normalnya terjadi kerontokan rambut 50-100 helai rambut setiap harinya, pada tipe ini helaian rambut yang lepas lebih dari 100 helai setiap harinya. Jenis kerontokan ini dibagi menjadi 2, akut yang terjadi 2-3 bulan, dan kronis yang terjadi lebih dari 6 bulan.

  • Alopesia Androgenetik

Merupakan kelainan rambut yang sering ditemukan baik pada laki- laki maupun wanita.Alopesia androgenetik pada laki- laki sering disebut male pattern hair loss merupakan kelainan yang androgen-dependent dan ditentukan secara genetik.Sedangkan pada wanita sering disebut male pattern hair loss, namun peranan androgen kurang jelas dibandingkan dengan pria.Kelainan ini ditandai dengan penurunan secara progresif fase pertumbuhan rambut, dan berkuranganya diameter folikel rambut.Umumnya laki- laki lebih sering terjadi dalam kasus ini.

Kelainan ini data dimulai sejak remaja dan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Lebih dari 50% laki- laki di atas usia 50 tahun menderita kebotakan tipe ini dengan berbagai gradasi. Seperti halnya laki- laki, pada wanita dimulai pada periode pre pubertas, namun sering pula dimulai pada usia menopause. Frekuensi dan keparahannya meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Alopesia androgenetik pada laki- laki sering dihubungkan dengan berbagai kondisi medis seperti penyakit jantung koroner, pembesaran prostat, kelainan insulin( seperti obesitas dan diabetes) dan hipertensi. Pada wania alopesia androgenetik dihubungkan dengan peningkatan resiko sindrom ovarium polikistik dan penyakit arteri koroner.Pada laki- laki berkaitan dengan androgen. Proses keotakan dipengaruhi oleh dihidrotestosteron memiliki afinitas terhadap reseptor androgen. Walaupun testosterone penting untuk terjadinya alopesia androgenetik, namun diperlukan juga predisposisi genetic.Dimana frekuensi lebih banyak ditemukan pada laki- laki yang ayahnya juga menderita alopesia androgenetik.Peranan androgen sebagai faktor penyebab pada wanita kurang jelas dibandingkan pada laki- laki.Pada banyak wanita tidak ditemukan keadaan hiperandrogen baik secara laboratoris maupun gambran klinis serta menunjukkan respon terhadap terapi anti androgen.

Diagnosis  :

Pada laki- laki biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, khusunya pasien dengan riwayat kerontokan rambut yang bertahap pada keluarga.Pada wanita biasanya diagnosis membutuhkan evaluasi diagnostic yang lebih kompleks.Pada pemeriksaan mikroskop terdapat peningkatan jumlah rambut telogen terutama pada daerah frontal dan mahkota kepala.Pemeriksaan penunjang berupa trichogram dapat memberikan data jumlah folikel dan presentase rambut anagen dan telogen. Pada laki- laki pola  kebotakan dimulai dari daerah dahi. Garis rambut (hair line) semakin melebar membentuk daerah mahkota( crown) dan sering mengalami progresivitas menjadi kebotakan parsial dan komplit.

Pola kerontokan pada wanita berbeda, rambut kepala menjadi tipis, tapi garis rambut tidak melebar, pada wanita alopesia androgenetik jarang menyebabkan kebotakan total.

Terdapat 2 gambaran utama kerontokan rambut pada pria yaitu kemunduran garis rambut frontal dan kebotakan pada area vertex. Garis kebotakan akan bertemu dan membentuk batas rambut norml pada bagian tepid an belakang scalp. Wlaupun demikian proses kebotakan pada pria lebih merupakan proses yang kontinyu, dan bukan stadium yang berbeda sehingga antar individu dapat nampak pola yang beragam. Rambut pada daerah yang mengalami kebotakan secara progresif mengalami pemendekan dan diameternya mengecil hingga dapat menghilang sama sekali, dan menunjukkan kepadatan rambut yang berkurang. Pada pria asia kebotakan terjadi secara difus pada daerah puncak kepala dan frontal dengan garis frontal masih normal, dimana garis kebotakannya mirip dengan kebotakan pada wanita.

Pola kerontokan pada wanita biasanya merupakan proses yang lebih difus dibandingkan dengan kerontokan pada laki- laki. Yang khas adalah berkurangnya kepadatan rambut pada daerah puncak kepala dan frontal namun garis didaerah frontal tidak berubah.pola kerontokan rambut pada wanita dapat muncul sebagai rontoknya rambut dalam jumlah sangat banyak dan berkurangnya volume rambut, sebelum kepadatan rambut berkurang secara nyata. Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengekkan diagnosis, namun jika terjadi kerontokan difus dan tidak terjadi pada lokasi yang khas, perlu dilakukan pemeriksaan lain seperti fungsi hormone tioid,  kadar besi serum, atau kadar ferritin serum. Meriksaan androgen serum harus dipertimbangkan khususnya pada akne dewasa derajat sedang- berat, haid tidak teratur.

Terapi

Pada laki- laki :

  • minoksidil topical 2% dan 5%, memperpanjang fase anagen rambut . aplikasi 2 kali sehari dalam periode yang lama. Tetapi efek terapetik bersifat sementara dan harus dilanjutkan dosis pemeliharaan. Efek sampik yang timbul antara lain dermatitis kontak iritan atau alergi. Dapat dikombinasi tretinoin 0,025%- 0,05% dengan resiko iritasi lebih besar.
  • Finasterid, dengan dosis 1mg per hari. Bebera penelitian menyebtukan finasterid dapat mengaktifkan kembali folikel rambut, memperpanjang fase anagen, namun tidak merubah rambut velus menjadi terminal.

Pada wanita :

  • Minoksidil topical
  • Anti androgen
  • Finasterid

Estrogen oral dan topikal